Wednesday, December 10, 2014

9 - Pusat Permainan Tradisional Sumsel Di Palembang

Final design in Architecture UNSRI..Huuuaaaa sedih sih karena sebentar lagi harus meninggalkan kampus tercinta, tapi harus berbangga hati juga karena berhasil menyelesaikan tugas akhir ini dengan cukup memuaskan. Tak sedikit pengorbanan yang harus dilakukan, dimulai dari mencari judulnya karena saya sadar sangat lemah di desain yang dinamis, yang bentuknya aneh-aneh, sehingga judul pertama yang kuajukan adalah Sekolah Tinggi Bahasa Asing di Palembang (judul STUPA 3, kucoba untuk diangkat lagi dan lebih kompleks). Kenapa judul ini yang kupilih? Karena geliat bahasa asing itu sendiri sudah sangat besar di kota Palembang ini dan sebagai persiapan menghadapi arus globalisasi. (Sebenarnya judul ini lebih ke faktor hati yang sampai sekarang belum bisa move on dari Sastra Jepang yang kulepas demi arsitektur). Berdiskusi dengan dosen pembimbing akademik (bu Mei) mengenai judul tersebut, DITOLAK. Disitu saya merasa down banget, padahal pemilihan judulnya itu dari hati.

Oh iya, sebelum judul Sekolah Tinggi Bahasa Asing itu, saya sempat mengajukan judul Stasiun Kereta Api di Linggau pada awal kuliah seminar, tapi keinginan untuk melanjutkan judul tersebut seakan menguar tak berbekas padahal sudah survey 2x ke Linggau (sekalian liburan hehehe).

Kembali ke penolakan tadi, akhirnya teman saya (Ecy dan Nabil) menyarankan untuk mendesain Museum Mainan Anak karena dilihat sekarang ini, anak-anak sedikit sekali bahkan mungkin tidak ada lagi yang tahu tentang mainan yang biasa kami mainkan dulu. Saya pun mulai berpikir dan merenungkan, serta mencari tahu tentang museum mainan yang telah ada. Hati kecil saya berteriak, INI DIA! Saya pun ubah haluan dan serius mengumpulkan data-data tentang mainan anak, khususnya mainan anak Sumatera Selatan. Bolak-balik ke perpustakaan daerah, menyebar kuisioner ke TK dan SD, wawancara dengan guru dan kepala sekolah. Akhirnya judul ini pun tembus dan lanjut ke skripsi dengan penambahan area bermainnya, sehingga judulnya pun menjadi Pusat Permainan Tradisional Sumsel di Palembang.
Alhamdulilah tugas akhir ini berjalan lancar dibawah bimbingan pak Jo dan pak Fajri (terima kasih banyak), walaupun dalam pengerjaannya saya harus melawan karakter desainku yang selama ini kaku.
Maket keseluruhan

dari pintu masuk utama
dari pintu masuk pengelola
dari sungai di tengah tapak

Banner

Thanks to Allah SWT. Thanks to my parents yang harus bersusah-susah mendukung kuliah anaknya ini, bahkan saat hari sidang pun diantar. Thanks to my lectures atas bimbingannya. Desainnya ini jauh dari kata sempurna. Thanks to BBF alias Best Best Friends (alay banget namanya), ada Ecy, Nabil, hiro-Ivan, Feris, dan yai-Ade. Pertolongan kalian sangat berarti untukku. Aku tanpa kalian butiran debu...