Saturday, October 29, 2011

Bebas di dalam Batasan

Bebas...Lepas...Tak ada yang menghalangi...Berbuat sesuka hati...
Tapi..tidak ada kebebasan yang benar-benar bebas. Semuanya masih ada batasan walaupun batas itu tak kasat mata.
Seperti burung yang terbang dengan bebas, ketika lelah akan hinggap di dahan
Seperti layang-layang yang terbang tinggi karena tertiup angin, ketika tidak ada angin akan merendah
Seperti kendaraan yang melaju kencang, ketika kehabisan bensin akan berhenti juga
Ketika semua itu mencapai batas, tidak ada yang bisa dilakukan kecuali mengikuti aturan yang ada sampai akhirnya mendapatkan lagi kebebasan
Batasan itu akan tetap ada selamanya
Kebebasan hanya bersifat sementara

Thursday, October 13, 2011

Happy Birthday


Cepat sekali waktu berlalu dalam setahun. Apa saja yang telah kulakukan setahun belakangan?
Apakah aku menjadi lebih baik? Lebih buruk? Atau tidak ada yang berubah?
Melihat rentetan peristiwa yang selama ini terjadi dalam hidupku, ternyata aku sekarang sudah berumur 19 tahun (OMG!!), padahal rasanya baru kemarin aku mendapatkan KTP & SIM.

Umur 19 tahun, remaja sudah lewat, dewasa belum sampai
Umur 19 tahun, cara berpikir pun harus lebih dewasa
Umur 19 tahun, tidak ada lagi pemecahan masalah dengan kekerasan
Umur 19 tahun, perlahan mulai meninggalkan permainan waktu kecil (tapi masih dimainkan juga kalau lagi bosan)
Umur 19 tahun, harus bisa lebih mandiri lagi
Umur 19 tahun, jam tidurku sehari akan semakin berkurang karena banyak tugas
Umur 19 tahun, sudah waktunyakah mencari pacar??

HAPPY BIRTHDAY!
Semoga menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan semakin disayang orang tua, keluarga, sahabat, dan teman
Semoga jalan menuju cita-citaku berjalan mulus
Semoga aku bisa mengalami petualangan seru (menyenangkan) lagi bersama teman-teman
Semoga Allah selalu memberikan yang terbaik untukku
Aamiin...Aamiin...Aamiin...

Banyak sekali do'a dan harapanku, tapi lagi-lagi sebuah pemikiran muncul. "Umurku memang semakin bertambah, tapi usiaku semakin berkurang. Entah berapa lama lagi aku hidup".

Friday, October 7, 2011

P.E.R.C.A.Y.A.

DI & VIA, 2 orang anak kembar sedang duduk-duduk di teras rumah mereka.
"Percaya itu sebenarnya apa? Satu kalimat pertanyaan yang membuatku sedikit bingung. Tidak banyak yang kutahu soal kata itu, kecuali menyerahkan kepercayaan pada seseorang", kata DI.
"Itu benar. Simpel kan? Tapi kenapa masih jadi pikiran? Dasar aneh". VIA mendecakkan lidah.
"Simpel sih simpel, tapi berat tau".
"Lho kenapa?", VIA pura-pura tidak tahu.
"Wah, ini nih. Lo sodara kembar gue bukan sih? Masa' ga tau perasaan gue?", DI sudah mengeluarkan bahasa informalnya, tanda dia kesal.
"Iya iya, tau kok. Tadi cuma mau ngetes aja. Ternyata nggak berubah. Hihihi", VIA tertawa usil. "Menurutku ya, jaga aja kepercayaan yang diberikan orang lain ke kamu. Mereka percaya bahwa kamu mampu dan tidak akan mengecewakan mereka".
DI tertunduk. "Tapi diantara sekian banyak yang bisa dipercaya, kenapa aku yang dipilih?".
VIA menghembuskan napas. Saudara kembarnya itu benar-benar suka memikirkan hal-hal remeh yang seharusnya tidak perlu terlalu dipikirkan. "Dengar ya, DI. Kamu seharusnya bersyukur menjadi yang terpilih. Tidak sembarang orang bisa diberi kepercayaan seperti itu".
DI mencerna setiap kata VIA. Saudara kembarnya itu benar. Dia harus bersyukur dan menjalankan kepercayaan itu dengan penuh tanggung jawab supaya di waktu yang akan datang dia tetap terpilih.
"Terima kasih atas sarannya, VIA".

DIOPI melongo hebat melihat Pradivia berbicara sendiri, pindah dari satu posisi ke posisi yang lain.
"Apa yang kamu lakukan?".
Pradivia menoleh. "Wah! Ngagetin aja. Sejak kapan disitu?".
"Sejak kamu mulai berbicara sendiri. Hilangkan kebiasaan anehmu itu. Dasar gila!".