Wednesday, November 21, 2012

Dia Selalu Benar


            Hari ini Diora pulang malam. Sepulang sekolah siang tadi, dia langsung melanjutkan kursus di dekat sekolah. Biasanya Diora langsung pulang ke rumah, tapi hari ini dia memutuskan untuk menyelesaikan tugas sekolah supaya ketika di rumah nanti, dia tinggal tidur.
           “Belum mau pulang, Ra?”, tanya Ical, teman sekelasnya yang tumben-tumbenan hari ini betah sampai kelas selesai.
            “Lagi buat tugas nih, tanggung”, jawab Diora tanpa menoleh pada lawan bicaranya.
            “Ooohh..”. Ical pun berlalu meninggalkan Diora di kelas.
            Diora melanjutkan kembali tugas sekolahnya. Entah kenapa tiba-tiba perasaannya tidak enak. Tangan gemetar, jantung dag dig dug, berkeringat dingin, dan perut mulas. Pikiran-pikiran buruk pun mulai melintas dibenaknya. Diora menggeleng, berharap perasaan tidak enaknya itu hilang.
           Tugas sekolah pun selesai, Diora segera membereskan mejanya dan bergegas pulang sebelum orang tuanya marah.
           “Hahaha...”. Diora bisa mendengar suara obrolan dan tawa dari lobby. Benar saja, Ical ternyata belum pulang dan dia sedang mengobrol dengan Pak Wisnu, pemilik tempat kursus.
           “Kenapa belum pulang?”, tanya Diora.
           “Oh, kamu sudah selesai. Aku tadi keasyikan ngobrol dengan Pak Wisnu”.
          "Sebaiknya kalian segera pulang, hari sudah semakin malam”, kata Pak Wisnu. Diora dan Ical pun berpamitan. 
           “Ra, kuantar pulang, ya”, ajak Ical.
           “Tidak usah, nanti merepotkanmu. Lagipula aku biasa pulang sendiri”.
           “Sendirian? Lewat kuburan?”, tanya Ical setengah tidak percaya.
           Diora mengangguk.
           “Kuantar saja, ya. Nggak baik cewek lewat kuburan malam-malam. Sendirian pula”.
           Diora menimbang sejenak tawaran Ical. Akhirnya dia mau diantar pulang.
          “Hei, Ra. Kita lewat jalan lain saja, ya. Aku takut lewat kuburan”, kata Ical diantara deru angin dan suara mesin motor.

         Keesokan paginya, terdengar kabar bahwa telah terjadi penjambretan di kuburan yang biasa dilalui Diora. Harta korban diambil dan korban pun ikut dilukai. Diora merinding mendengar teman sekelasnya membacakan koran pagi. Diora merasa bersyukur semalam dia pulang diantar Ical dan juga mereka tidak lewat kuburan. Inilah arti dari perasaan tidak enaknya sebelum pulang semalam. Sebuah firasat yang mengharuskannya pulang ke rumah dengan cara lain dari biasanya agar terhindar dari bahaya.

No comments:

Post a Comment