Monday, July 18, 2011

1 Liter of Tears

Sekitar 2 minggu lalu, aku baru saja selesai membaca novel yang berjudul 1 Liter of Tears. Aku sudah tau ceritanya seperti apa karena ketika SMP dulu doramanya pernah tayang di TV, tapi tetap saja aku masih membaca novelnya juga. Mungkin bisa disebut membandingkan, mana yang lebih bagus. 'Kan ada adegan yang tidak ditayangkan ketika jadi dorama dan ada juga penambahan adegan yang tidak ada di novel.

Novel ini sendiri sebenarnya adalah rangkuman dari buku harian seorang Kito Aya. Dia mengidap penyakit langka yang belum ada obatnya pada masa itu. Nama penyakit itu adalah Spinocerebellar Ataxia yang menyebabkan penderitanya mengalami ketidakseimbangan dalam daya kerja saraf dan tubuh yang berujung pada kelumpuhan dan kematian.

Ketika menonton doramanya (yang diperankan oleh Sawajiri Erika) dulu, aku menangis. Seorang gadis remaja yang seharusnya menikmati masa-masa SMA dengan penuh suka cita malah harus berjuang melawan penyakit mematikan seperti itu. Aku sering membayangkan bagaimana seandainya aku mengalami hal seperti itu. Akankah aku bisa setegar Kito Aya? Kurasa aku tidak akan mampu dan hanya bisa pasrah pada keadaan.
Ketika membaca novelnya pun, aku menangis. Cerita yang sama dalam format yang berbeda berhasil membuatku yang jarang menangis ini jadi menangis. Walaupun kini Kito Aya sudah lama meninggal, tapi buku hariannya bisa menjadi penyemangat bagi orang-orang yang merasa putus asa dan hanya berserah diri pada nasib.

Selama kita hidup, berbuatlah hal-hal yang baik untuk orang lain. Jika nanti kita meninggal, mereka yang masih hidup akan terus mengingat kita.

No comments:

Post a Comment