Friday, January 25, 2013

Sang Dewa

     Zaman dahulu kala, di suatu tempat tinggallah seseorang yang sudah sejak lama tinggal seorang diri. Meskipun ia tahu jika turun gunung ia akan tinggal dengan banyak orang, namun ia memilih untuk tinggal sendiri.
     Dirinya yang memiliki seribu kekuatan, seribu nyawa, dan seribu kenangan, sadar bahwa ia berbeda dari manusia biasa. Takut pada manusia. Takut terluka. Takut pada dirinya yang memiliki kekuatan dan berbeda dari manusia biasa.
     Kemudian suatu hari, datanglah seekor kucing. Masih terkejut dengan kunjungan yang tiba-tiba itu, si kucing sambil menundukkan kepala memberi hormat, berkata, "Sejak dulu saya selalu mengamati Anda. Anda orang yang sangat menakjubkan dan saya sangat terpesona pada Anda. Walaupun hanya kucing liar, izinkan saya berada di sisi Anda, Dewa".
     Sejak saat itu, sesuai dengan ucapannya, si kucing tidak pernah meninggalkan sisinya. Tak sedetik pun ia pernah jauh darinya. Sang Dewa yang sangat senang tiba-tiba menyadari sesuatu. "Benar juga! Mungkin aku bisa berteman baik kalau dengan makhluk selain manusia. Kalau dengan makhluk yang memiliki pemikiran yang sama denganku, mungkin kita bisa mengadakan pesta yang menyenangkan".
     Kemudian, Sang Dewa menulis banyak surat undangan dan banyak mengirimkan surat undangan. Beberapa saat kemudian, 12 ekor binatang berdatangan ke tempat Sang Dewa.

     Sejak saat itu, Sang Dewa dan 13 binatang mengadakan pesta setiap malam dimana bulan bersinar terang. Menyanyi, menari, Sang Dewa pun untuk pertama kalinya tertawa dengan suara keras dan dalam keheningannya, bulan pun mengamati pesta yang diadakan oleh makhluk selain manusia itu.
Namun, suatu hari si kucing tiba-tiba jatuh tergeletak. Itu dikarenakan usia yang bagaimana pun tidak bisa diganggu gugat lagi. Semua menangis dan semua mulai sadar bahwa suatu saat semua akan mati dan pesta pun akan berakhir.
     Kemudian, Sang Dewa mengucapkan sebuah mantra sambil membuat lingkaran pada segelas cawan, lalu meminumkan setetes pada si kucing. Sembari memandang yang lain, ia pun berkata, "Ikatan kita ini, saat ini, dan di sini akan kubuat abadi. Seandainya aku atau kalian mati sekalipun, kita tetap akan terhubung dengan ikatan abadi ini. Mati berapa kali pun. Terlahir berapa kali pun. Sama seperti saat ini, berapa kali pun kita akan tetap mengadakan pesta. Sampai kapan pun. Terus berteman akrab. Kita akan kekal".
     Semua mengangguk setuju. Kemudian, diawali dengan si tikus, lalu sapi, harimau, kelinci, berturut-turut meminum cawan janji setia itu. Saat si babi sebagai yang terakhir selesai meminumnya, kucing, dengan napas tersengal-sengal, mulai menangis.
"Dewa..Dewa, kenapa Anda meminumkan itu padaku? Dewa, aku tidak butuh keabadian. Tidak butuh kekekalan".
     Itu merupakan kata-kata yang tak pernah disangka-sangka bagi Sang Dewa dan yang lainnya. Itu adalah kata-kata penolakan. Semua jadi bersedih dan menasihati si kucing. Walaupun begitu, kucing kemudian berkata, "Dewa...Dewa, meskipun takut, terimalah kenyataan bahwa sesuatu akan berakhir. Sesepi apapun terimalah bahwa nyawa tidaklah abadi. Dewa, walau hanya sesaat aku sangat bahagia diperbolehkan berada di sisimu. Seandainya sekali lagi kita bisa terlahir kembali. Seandainya kita bisa bertemu kembali. Saat itu, tidak hanya di malam hari yang diterangi bulan, aku ingin bisa bertemu dan tertawa dengan Anda di bawah terangnya sinar matahari. Saat itu, tidak hanya kita, aku ingin bertemu dengan Anda yang tertawa dengan dikelilingi para manusia".
     Kucing untuk terakhir kalinya melingkarkan ekor, kemudian mati. Namun, semuanya sudah tidak ada yang peduli pada kucing. Semua beranggapan bahwa kucing telah berkhianat.
     Beberapa saat setelah kejadian itu, semua mati satu per satu. Naga yang terakhir tersisa pun, akhirnya mati. Sang Dewa kembali seorang diri dan akhirnya Sang Dewa pun mulai menghadapi hari kematiannya. Namun, dia tidak takut sebab semua sudah berjanji akan selalu bersama.
     "Kita adakan pesta lagi. Sekali lagi. Berapa kali pun. Sampai kapan pun. Tidak berubah walaupun saat ini kesepian dan seorang diri. Dengan adanya janji itu, semua akan menantiku".
     Itu adalah cerita jauh dari zaman dahulu kala. Ingatan awal. Janji awal yang telah dilupakan oleh semua.
 

(sumber: komik Fruits Basket)

No comments:

Post a Comment