Monday, April 4, 2011

A Choice One

Setahun lalu, ketika UN telah selesai dilaksanakan dan tes-tes masuk perguruan tinggi mulai digelar, aku dihinggapi sebuah ketakutan (takut tidak lulus UN, takut tidak kuliah, dll).
Alhamdulilah aku lulus UN (cukup memuaskan).
:-)

Tapi ketakutanku belum berakhir karena belum ada keputusan universitas mana yang akan menerimaku.
Tak lama setelah pengumuman UN, UNPAD mengumumkan hasil tesnya (aku diterima di Sastra Jepang >,<)
tapi orang tuaku ingin menunggu pengumuman dari UNSRI, aku pun menurut.
Menjelang akhir pendaftaran mahasiswa baru di UNPAD, UNSRI juga belum mengeluarkan pengumuman.
Ketakutanku semakin menjadi-jadi. "Jangan sampai satu tidak dapat, satunya lagi dilepas", ancamku, entah pada siapa.
Alhamdulilah UNSRI mengeluarkan pengumuman (H-2 dari akhir pendaftaran UNPAD)
Berat rasanya melepas UNPAD, tapi orang tuaku meyakinkan bahwa "Kuliah Arsitektur bisa sambil kursus bahasa Jepang, tapi kuliah Sastra Jepang, tidak bisa kursus arsitektur (memangnya ada?)"
Akhirnya, aku pun memilih UNSRI sebagai "jalanku".

Aku bertanya-tanya, akan seperti apakah diriku jika waktu itu mengambil Sastra Jepang? Jauh dari orang tua, dan tentunya aku tidak akan mengenal yang namanya Rotring dan Steadtler (aku baru tahu kalau mereka adalah nama pena setelah kuliah di arsitektur)

Hahaha....
Life is gambling.
Setiap pilihan memiliki akhir yang berbeda.

No comments:

Post a Comment